Para Imam Ma'shum
Kata kerja ya'shimu (memelihara kesucian) berikut turunan katanya
dalam AI-Quran disebut 12 kali, dan itu sesuai dengan banyaknya Khalifah Rasulullah saw. yang terpelihara serta benarbenar
disucikan oleh Allah dari segala noda. Keduabelas kata tersebut terdapat dalam
ayat-ayat berikut:
-
Wahai Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara (ya'shimuka) kamu dari (gangguan) manusia. .....(Al-Maidah: 67).
Sebab diturunkannya ayat ini pada waktu haji wada', bahwa ketika
Rasulullah saw. kembali setelah ibadah haji, 18 Dzulhijjah, di Ghadir Khum,
Allah menyuruh beliau untuk menyampaikan pesan kepada manusia bahwa Khalifah
pertama sepeninggal beliau adalah Imam Ali bin Abi Thalib a.s. Maka Rasulullah
pun menyampaikannya kepada seluruh umat. Antara lain, beliau bersabda:
"Bukankah aku lebih kamu utamakan ketimbang diri kamu sendiri?" Mereka
menjawab: "Tentu, ya Rasulullah!" Beliau bersabda lagi: "Barangsiapa
yang memandang aku sebagai pemimpinnya (maula), maka Ali adalah pemimpinnya. Ya
Allah, pimpinlah orang yang menjadikannya pemimpin, dan musuhilah orang yang
memusuhinya; tolonglah orang yang menolongnya dan hinakanlah orang yang
menghinakannya. " Hadis ini jelas mutawatir, dan disepakati
keshahihannya, di samping juga ada riwayat (lain) dalam Shahih Muslim
yang menunjuk kepada fakta ini. Hanya saja, dalam riwayat Muslim, wasiatnya
ditujukan kepada Ahli Bait a.s. Shahih Muslim, Kitab AZ-Fadha'il
(keutamaan-keutamaan), bab fadha'il Ali bin Abi Thalib (r.a.), halaman 362,
terbitan Isa Al-Halabi; juz VII, halaman 122, terbitan Muhammad Ali Shahih: Dari
Zaid bin Arqam, dia berkata: "Rasulullah saw. pada suatu hari berdiri dan
berkhutbah kepada kami di tempat air yang disebut Khum , antara Makkah dan
Madinah.1 Seraya beliau
memuji dan mengagungkan Allah, serta memberi wejangan (dzikr). Lalu beliau
bersabda:
"Amma ba'du. Ingatlah wahai manusia, karena sesungguhnya aku hanyalah
seorang manusia. Segera utusan Tuhanku akan datang dan aku akan segera
menjawabnya (wafat). Aku tinggalkan pada kalian tsaqalain: pertama, Kitab Allah yang berisi
petunjuk dan cahaya, maka ambillah dan peganglah erat-erat Kitab Allah itu,
perhatikanlah dan cintailah ia.'
Selanjutnya,
beliau bersabda:
'Dan, (kedua), Ahli Baitku. Semoga Allah mengingatkan kamu kepada
Ahli Baitku. Semoga Allah mengingatkan kamu kepada Ahli-Baitku'. "
Secara maknawi, hadis Ghadir ini diriwayatkan di dalam Shahih
Al-Tirmidzi (V:297-379); Sunan Ibnu Majah (I:94-95); Mustadrak
Hakim (III:110); Musnad Ahmad bin Hambal (I:88); Tarikh Kabir
al-Bukhari (I:375); dan lain-lain.
Sebab turunnya ayat tersebut berkenaan dengan Ali bin Abi Thalib (a.s.),
sebagaimana banyak dikemukakan oleh para ulama, seperti Al-Wahidi dalam
Asbabun-Nuzul-nya, terbitan Su'udiah - Riyadh, Dar al-Qiblat, halaman
195; juga dalam tafsir Fakhrurrazi (XII:298), cetakan Beirut, terbitan Mesir;
dan lain-lain.
-
Katakanlah: "Siapa yang dapat melindungi kamu (ya'shimukum) dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu. ..... (Al-Ahzab: 17).
-
Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku (ya'shimuni) dari air bah"...... (Hud: 43).
-
Kecuali orang-orang yang bertaubat dan mengadakan per6aikan dan berpegang teguh (wa'tashimu) kepada (agama) Allah dan tulus ikhlas mengerjakan agama mereka karena Allah. ..... (An-Nisa: 146).
-
Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh (wa'tashimu) kepada (agama)-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya yang besar ..... (An-Nisa: 175)
-
... Barangsiapa yang berpegang teguh (ya'tashim) kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Ali Imran: 101)
-
Dan berpeganglah kamu semua (wa'thshimu) kepada (tali) Allah dan janganlah kamu bercerai berai . .. (Ali Imran: 103).
-
..... maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu (wa'tashimu) kepada tali Allah. Dan adalah pelindungmu ..... (Al-Hajj: 78).
-
..... dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak (wa'tashim) (Yusuf: 32)
-
..... dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah ('ashim) . . . (Yunus: 27)
-
..... berkata: "Tidak ada yang melidungi ('ashim) pada hari ini dari azab Allah kecuali diberi rahmat ..... (Hud: 3).
-
(Yaitu) dari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorang pun yang menyelamatkan kamu ('ashim) dari (azab) Allah . . . (Ghafir: 33).
1. Pembacaan Shalawat yang benar ialah (semoga Allah melimpahkan
kesejahteraan kepada Nabi "beserta keluarganya", dan semoga memberikan
keselamatan), sesuai dengan Sunah Rasul saw. yang melarang membaca shalawat yang
terpotong (al-batra'), sebagaimana yang tercantum dalam Shahih Bukhari, kitab
tafsir bab firman Allah SWT. "Sesungguhnya Allah beserta para malaikat-Nya
membaca Shalawat kepada Nabi . . . " (V:27), Dar al-Fikr, Mathabi' Al-Sya'b; dan
pada kitab Da'wah bab shalawat kepada Nabi saw. (II:16), Syarikat ALI'lanat, dan
(I:45); Sunan Ibn Majah (I:292), hadis nomor ke-976 dan 977; Musnad Ahmad bin
Hambal (II:47), cetakan Maimuniah Mesir; Muwaththa' Malik yang dicetak berikut
syarahnya, Tanwir Al-Hawalik (I:179); Tafsir Qurthubi (XIV:288); Tafsir !bn
Katsir (III:507); Tafsir Al-Razi (XXV:226), cetakan Al-Bahiah Mesir, dan
(VII;391), cetakan Dar al-Thaba'ah Mesir; dan banyak lagi. Semuanya
meriwayatkan larangan Rasulullah saw, mengenai pembacaan shalawat kepada beliau
tanpa menyebutkan keluarganya. Berikut ini adalah matan yang dikemukakan oleh
Al-Bukhari setelah menyebutkan maksud ayat mulia tadi, maka
mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, telah kami ketahui bagaimana kami harus
mengucapkan salam kepadamu. Lalu, bagaimana kami harus mengucapkan shalawat
kepadamu?" Rasulullah saw. menjawab: ' Katakanlah, "Ya Allah, limpahkanlah
kesejahteraan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad Janganlah kalian
mengucap shalawat kepadaku dengan shalawat terpotong." Ditanyakan: "Apakah
shalawat terpotong itu ya, Rasulullah?" Rasul menjawab: ' Janganlah kalian
mengatakan: 'Ya, Allah limpahkanlah kesejahteman kepada Muhammad; lalu kalian
diam hingga di situ. Tetapi katakanlah: 'Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan
kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad : "
Hadia
semacam itu dikemukakan dengan bermacam-macam matan yang berdekatan arti dan
maksudnya, dan seiring dengan adanya matan-matan mengenainya yang mutawatir.
Mengenai hal ini pula, kita sering mendapatkan kebanyakan kaum Muslim, ketika
menuturkan dan mengucapkan shalawat kepada Rasulullah saw. yang mereka ucapkan
adalah shalawat batra' (buntung). Mereka mengucapkan shalawat kepada Rasulullah
saw. tanpa mengikutsertakan shalawat kepada keluarganya. Sehingga
saya tidak tahu, tradisi yang mana yang mereka ikuti? Jelas, seluruh matan hadis
yang mutawatir tadi melarang mengucapkan shalawat kepada Rasulullah saw.,
kecuali dengan mengikutsertakan shalawat kepada keluarganya.
|
Inikan artikel Para Imam Ma'shum bermanfaat bagi Anda.
Post a Comment